Minggu, 04 Februari 2018

Berulang-ulang

Ndri, kenapa sih orang-orang itu kalo udah selesai baca keseluruhan Al-Qur'an masih mau baca lagi dan lagi, berulang-ulang, kan udah selesai dibacanya, ngapain dibaca lagi?

Pertanyaan ini ditanyakan oleh seorang teman kantor di sela-sela kami menyantap makan malam setelah selesai bekerja. Yang pertama kali terlintas di benak saya adalah "Alhamdulillah, pertanyaannya masih kenapa Al-Qur'an dibaca berulang-ulang", bukankah akan berbeda perasaan saya apabila dia menanyakan "Ndri, kenapa orang Islam itu udah jarang terlihat membaca Al-Qur'an". Saya agak lupa redaksi jawaban saya ke teman saya itu, sepertinya saya berbicara tentang pedoman hidup. Yang saya ingat, ekspreksinya terlihat lumayan menerima. Alhamdulillah 'ala kulli hal.

Saya bukan orang yang sudah baik dalam bacaan Al-Qur'annya, untuk membaca Al-Qur'an masih sering terbersit rasa malas, masih merasa cukup dengan satu-dua baris padahal waktu luang yang ada-yang dikasih sama Allah-jauh lebih banyak dari itu, dan masih banyak sekali yang harus diperbaiki dalam cara saya berinteraksi dengan Al-Qur'an. Terus kenapa berani menulis tentang Al-Qur'an begini. Well, seperti tulisan-tulisan sebelumnya dan mungkin tulisan setelah ini, saya hanya ingin berbagi pendapat, ide, pemikiran (berat ya kalo yang satu ini), atau apapunlah istilahnya, dengan gaya bertutur saya (yang kata temen saya terlalu jujur, hehe). Bismillah, mari bertukar pikiran.

Ketika kita membaca Al-Qur'an akan banyak sekali kita temukan ayat-ayat tentang maksud Allah menurunkan Al-Qur'an seperti misalnya ketika membaca ayat-ayat pertama di Q.S. Al-Baqarah. Alqur'an itu tidak ada keraguan di dalamnya, Petunjuk bagi orang yang bertakwa. Maka yang ada dalam tulisan ini merupakan pendapat berdasarkan pengalaman pribadi, hasil bertanya kepada banyak teman, dan hasil kepo tulisan (caption, artikel, buku, dll), bahwa membaca Al-Qur'an berulang ulang itu.....

Sebagai Pengingat bagi Seorang Hamba tentang Ke-Maha-an Allah swt.
Beberapa waktu belakangan ini saya sedang membaca sebuah buku yang menjadi salah satu favorit saya, yang isinya menurut saya sangat sesuai dengan keadaan diri saat ini. Saat membaca satu bab bahkan satu halamannya, saya bertekad akan membaca buku itu lagi dan lagi, terutama ketika saya sedang lupa. Untuk buku favorit yang notabene tulisan manusia saja, kita bisa berpikir untuk membacanya berulang-ulang, seharusnya untuk membaca Al-Qur'an pun kita juga begitu.

Manusia itu tempatnya salah dan lupa. Jika kita bicara tentang pengingat, tentu saja kita harus memposisikan diri sebagai orang yang berusaha memahami isi dari Al-Qur'an, dan tingkatan pertama dari semua itu adalah membaca artinya yang sekarang sudah banyak tersedia di Al-Quran terjemahan, bahkan ada mushaf Al-Qur'an yang dilengkapi dengan asbabun nuzul beberapa ayat dan hadist-hadist yang berkaitan dengan ayat tersebut. 

Dilakukan karena ketidaksempurnaan dalam membaca
Benarnya kita membaca satu huruf dalam Al-Qur'an juga bisa diikuti dengan ketidak sempurnaan kita dalam melafalkan huruf lainnya. Jadi ketika kita hanya membaca sekali saja seumur hidup, sudah menjadi sebuah hal yang pasti kita belum membacanya dengan sempurna. Ketika kita mengulang-ulang membacanya, minimal kita ada usaha untuk terus memperbaiki bacaan Al-Qurannya.

Membersihkan hati
Bahkan ketika kita tidak mengetahui seluruh artinya karena belum sempat membaca dan memahami satu persatu arti dari setiap ayat, kita tetap mendapat faedah dari membaca Al-Qur'an. Beberapa waktu lalu saya mendapat sebuah analogi yang sangat baik untuk menggambarkan faedah Al-Qur'an sebagai pembersih hati manusia. Saya mendapatkannya dari caption Instagram, berikut captionnya: (sumber: akun instagram @remaja.islami)
ada seorang remaja bertanya kepada kakeknya: "Kakek, apa gunanya aku membaca Al-Qur'an sementara aku tidak mengerti arti dan maksud dari Al-Qur'an yang kubaca". Lalu si Kakek menjawabnya dengan tenang: "Coba ambil sebuah keranjang sampah in dan bawa ke sungai, dan bawakan aku dengan sekeranjang air". Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tapi semua air yang dibawanya jatuh habis, sebelum ia sampai di rumah. Kakeknya berkata: "Kamu harus berusaha lebih cepat". Kakek meminta cucunya kembali ke sungan. Kali ini anak itu berlari cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong tanpa air sebelum sampai di rumah. Dia berkata kepada kakeknya: "Tidak mungkin aku bisa membawa sekeranjang air. Aku ingin menggantinya dengan ember". "Aku ingin sekeranjang air, bukan dengan ember" Jawab kakek. Si anak kembali mencoba dan berlari lebih cepat lagi. Namun tetap gagal juga. Air tetap habis sebelum ia sampai di rumah. Keranjang itu tetap kosong. "Kakek ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja. Air pasti akan habis di jalan sebelum sampai di rumah". Kakek menjawab "Mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik-baik apa yang terjadi dengan keranjang itu". Anak itu memperhatikan keranjangnya, dan ia baru menyadari bahwa keranjangnya yang tadinya kotor berubah menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. "Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Al-Qur'an? Boleh jadi kamu tidak mengerti sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupanmu"....
Maha Suci Allah, Maha Baik Allah, Maha Kuasa Allah atas segala sesuatu, setiap usaha kita untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an akan Allah balas dengan sesuatu yang sangat ternilai harganya dan tak terduga. Manusia penuh dengan keterbatasan untuk mengetahui sesuatu, sementara Allah yang Maha Mengatur dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Manusia tidak akan sanggup memahami matematika Allah. Cara Allah menyayangi dan memberikan ketenangan hati kepada hamba-Nya sangat indah.

Membuat pembacanya mendapatkan pahala
Sebagaimana ilmu itu memberikan manfaat dan pahala bagi pembelajarnya, maka memelajari ilmu yang diajarkan Allah dalam Al-Qur'an tentu saja menjanjikan pahala yang besar. Bukankah dengan membaca saja tanpa mengetahui artinya sudah Allah hadiahi ketenangan dan kebersihan hati?

Berbicara tentang pahala, sungguh sekali lagi ia tak akan bisa dihitung dengan matematika manusia, amalan penambah dan pengurang pahala seseorang tidak bisa dihitung dengan satuan yang selama ini diajarkan di sekolah. Tapi bukankah kita harus yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik penghitung dan pemberi ganjaran? Jika kita berusaha menghitung nikmat Allah satu demi satu, maka tak akan sanggup kita melakukannya. Karunia Allah begitu besar, yang diberikan dengan cara yang selalu indah.

Penghitungan dan pemberian pahala beserta satuannya menjadi rahasia Allah. Maka kita akan bicara mengenai faedah membaca Al-Qur'an (untuk versi dalam tulisan ini saya ambil dari keterangan dalam mushaf Al-Qur'an yang saya punya) antara lain:
1. Setiap hurufnya dinilai satu kebaikan dan dibalas sepuluh kali lipat.
2. Pemberi syafaat di Hari Kiamat bagi pembacanya
3. Allah akan mengangkat derajat orang yang membacanya
4. Allah akan menurunkan rahmat-Nya kepada siapa yang membacanya
5. Yang mahir membacanya, akan berkumpul bersama dengan malaikat yang mulia dan taat
6. Yang kesulitan membacanya, mendapatkan dua pahala

Perhatikan bahwa yang mahir dan yang masih kesulitan membaca sama-sama mendapat faedah, bahkan untuk yang masih kesulitan dijanjikan dua pahala atas usahanya belajar membaca Al-Qur'an. Beberapa faedah di atas harusnya sudah cukup untuk dijadikan booster bagi kita untuk terus berinteraksi dengan Al-Qur'an secara berulang-ulang.

Tulisan ini saya buat khususnya untuk dokumentasi saya sendiri, ketika merasa malas untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an yang menjanjikan begitu banyak kebaikan. Namun apabila tulisan ini juga dapat diambil pelajarannya oleh pembaca, maka marilah kita berusaha untuk tetap menjaga interaksi kita dengan Al-Qur'an. Yang baru memulai membaca Al-Qur'an semoga Allah karuniai kecintaan dan istiqomah dalam membaca. Yang sudah selesai satu kali, semoga Allah berikan petunjuk itu kembali membuka Al-Qur'an. Yang sudah punya rutinitas untuk mengulang-ulang membaca Al-Qur'an dan khatam berkali-kali semoga Allah karuniakan keistiqomahan dan selalu merasa nikmat dalam membacanya, hatinya makin terang dan bersih sehingga aktivitasnya sehari-hari mencerminkan apa yang sudah dia baca di Al-Qur'an.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar