Sabtu, 20 April 2013

20 April


20 April 2012
Dan kini ribuan pixel penyusun layar inilah pengobat rindu,
Wajahnya terlukis disana
 Sekarang dimana? Tak tahu persis
Aku, mereka, rindu
Rindu? Terlalu berlebihankah? Kurasa pantas.
 Teriring munajat dari sini...
Jauhkah? Dekatkah?
Tak begitu paham...
Aku, mereka, rindu
Satu tahun bergulir, tepat 20 April...
Kadang terasa cepat sekali bergulir,
Kadang waktu  terasa merangkak tertatih...
Aku, mereka, rindu...
Dan rindu itu kujelmakan menjadi sebuah munajat penuh harap

Ya Rabbana, ampuni, sayangi beliau...


20 April 2013
Satu tahun sudah, sejak hari itu, Jumat, 20 April 2012. Hari ketika ruhnya dipanggil, kembali pulang ke sisi Sang Pemilik Kehidupan, setelah berkutat dengan kehidupan dunia selama 61 tahun 11 bulan 24 hari. Hari ketika akhirnya beliau memasuki alam baru, alam selanjutnya, alam yang kekal, meninggalkan dunia fana. Hari ketika semua urusan dunia ditinggalnya insyaAllah dengan damai. Hari ketika tubuh yang terbujur kaku itu masih saja mengulas senyum kedamaian dalam kepergiannya. Senyum yang melegakan, semoga saja pertanda beliau tak terbebani. Senyum damai itu. Selengkapnya, 20 April 2012, di sini.

Malam itu, beliau benar-benar pergi, menjadi pengalaman pertamaku berada dekat-dekat dengan jenazah yang terbaring di ranjang dalam ruangan serba putih. Malam itu, tak ada lagi alasan mata ini bisa terpejam. Walaupun sudah dicoba, hingga membaringkan diri di samping beliau. Bukannya tertidur, yang ada hanya menatap lamat-lamat tubuh kaku itu, berharap masih ada sedikit gerak, bernapas. Malam itu, beliau benar-benar pergi, menjadi pengalaman pertamaku, menciumi pipi jenazah yang terbaring di ranjang dalam ruangan serba putih. Dingin. Karena tak ada lagi aliran darah disana.


Dan kini setahun sudah. Semakin kesini, semakin banyak pula peristiwa yang terpanggil oleh memori. Tapi, kami selalu mengenang beliau dengan bangga. Bahwa kami pernah hidup bersama dengan seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab, tak jarang berpeluh untuk sekedar mengisi piring dengan makanan seadanya, yang menghadapi hidup dengan santai dan selalu bersyukur. Seorang ayah, yang mengajari anak-anaknya dengan praktik hidup, tak banyak teori. Seorang ayah yang selalu bangga memperkenalkan anak-anaknya. Seorang ayah yang dekat dengan anak-anaknya layaknya sahabat, namun bisa juga menjadi se’garang’ komandan perang yang sangat disegani. Seorang saudara dan kerabat yang dikenang karena kedekatan yang dibangunnya. Seorang teman yang kadang menjengkelkan, tapi cara hidupnya sering ditiru dan dikagumi. Seorang kompetitor ulung yang tak ragu untuk di”jatuhkan” rivalnya sekaligus dihindari karena konsep dan cara pikir yang mampu mengalahkan argumen lawan. Seorang penyampai aspirasi yang diandalkan. Seorang yang vokal, bisa tenang berbicara dengan nada rendah dan mengayomi, tapi bisa juga bernada tinggi dan terkesan menantang. Seorang yang gigih dengan argumen dan prinsipnya. Seorang yang ketiadaannya, menjadi semacam rasa kehilangan. Seseorang yang kehadirannya adalah semacam pemantik solusi.

Beliau selalu jadi inspirasi. Sebuah keberuntungan dan rezeki yang tak ternilai, pernah mengenalnya. Sebuah anugerah, 17 tahun, 7 bulan, 2 hari berada di dekatnya, mengambil banyak pelajaran darinya. berkisah tentangnya, takkan pernah ada habisnya. teladan yang diberikan lewat laku, tanpa banyak teori membuatku dan mereka tak pernah ragu menjadikannya pahlawan kami.

he's always be part of us, karena tak pernah ada yang pergi dari hati, meski mata ini tak lagi mampu menjangkau raganya, meski tak mungkin merengkuh tangannya,  walau tak dapat lagi bersimpuh di hadapannya. he's always be part of us, ia mengajariku tersenyum mengenang masa-masa sulit yang pernah kami alami. mengajari kami tetap tersenyum.

You went so soon, so soon
you left so soo, so soon
i have to move on cause i know it's been too long
i've got to stop the tears keep my faith and be strong...

i remember you in every prayer that i make
every single day, may you shaded by His mercy... :)
So Soon_Maher Zain 

Rabu, 10 April 2013

Galax13 Trip: Walimahan Umi Nia


Kali ini, di awal bulan April, galax13 ngadain perjalanan lagi. Peserta trip ga sebanyak waktu ke bromo, Cuma terdiri dari laskar galax13 Malang 8 orang, Surabaya 4 orang, dan Jogja 3 orang. Perjalanannya pun tak jauh, hanya ke Gondanglegi. 7 april 2013 kemarin, umi Nia, guru Bahasa Indonesia kami di ICG, memulai hidup baru (baca: menikah). Rombongan terdiri dari (saya urutkan menurut abjad galax13): Abdurrahman Putra Mozart Jahja, Alief Noerhuda, Asmi, Aunur Rofiq Rachman, Chairini Putri Azhari, Efwan Hasby Rizaldi, Fathul Rizal Baihaqi, Hilda Farida, Inarotul Uyyun, Indri Sukmawati Djangko, Khairul Mujahidi, Muhammad Anugerah Ainul Karim. Muhammad Fajrin Adnan, Raden Hariyani Susanti, Sarintan Pratiwi Usman.

Rencana awal, rombongan berkumpul di kosan Intan, Rini dan Asmi pada jam 8. Tapi dengan berbagai aktivitas masing-masing (termasuk menunggu saudara Fajrin dari Batu, dan menunggu seseorang selesai dengan jadwal pemotretannya, sebut saja SPU), akhirnya rombongan berangkat sekitar pukul 10.15 tanpa saudara Fajrin.

Perjalanan pun dimulai, menggunakan 6 motor, kami ber-dua belas menuju ke Gondang Legi, ke rumahnya sammie. Disana sudah menunggu rombongan dari Jogja: Alief, Uyyun dan Hilda. Awal-awal perjalanan hingga sampai ke daerah jalan besar Ijen masih lancar. Perjalanan mulai “tersendat” ketika rombongan kami, memasuki kawasan pasar minggu yang ternyata masih beroperasi walaupun sudah agak siang, jadilah kami masuk dan lewat diantara tenda-tenda jualan yang sebagian sedang dibereskan sebagian lagi masih beroperasi.

Setelah keluar dari kawasan pasar tersebut, di daerah stadion gajayana, ketika akan melanjutkan perjalanan, ternyata terjadi sesuatu dengan Vespa yang dikendarai Aman, saya juga kurang paham apa yang tidak beres dengan Vespa itu. Akhirnya, Aman, Rofiq, dan Didi membawa Vespa ke bengkel, yang lainnnya menunggu di tempat. Karena gerimis, kami memutuskan untuk bertuduh di teras samping sebuah bank. Di depan tempat kami berteduh ada gerai Piz*a H*T, dan kami lama menggalau antara membeli atau tidak, dengan pertimbangan isi dompet yang harus dikeluarkan untuk patungan. Lama menggalau, melintas tukang cilok, dan kami kembali berpikir. Tiba-tiba ada yang nyeletuk “masa dari piza jadi cilok sih pilihannya”. Dan kami tidak membeli keduanya, akhirnya kami membeli roti panggang yang ukurannya cukup besar, yaa, tidak beda jauhlah dengan rasa piza yang ada di depan kami, bedanya harga roti ini lebih terjangkau J, ditemani dengan 3 bungkus es dawet. Sembari menunggu diservisnya Vespa, kami menyempatkan untuk sholat di Masjid terdekat.

Sekitar pukul 1 lebih sedikit, perjalanan dilanjutkan, sempat terhenti sejenak karena hujan. Kami mampir di depan sebuah ruko untuk pake jas hujan, dan ada yang jadi seperti kembar siam dengan jas hujan ijo mereka haha.
Hampir waktu ashar kami sampai di rumah sammie, disana rombongan dari Jogja udah karatan menunggu, sampe berapa kali bolak-balik cermin buat liat penampilannya, kata Uyyun “bau parfumnya ampe ilang” haha. Setelah sholat ashar, kami menuju rumah umi Nia, lumayan jauh juga dari rumahnya Sammie, alhamdulillah dengan lancar, walaupun mungkin yang putra sempat kehujanan karena naik motor. Rombongan putri yang semuanya naik mobil diantar bunda sammie membuka obrolan menarik di sepanjang jalan menuju rumah umi. Apa topik obrolannya? Tanyakan pada mereka-mereka yang berada dalam mobil, sedikit clue, rombongan galax13 putri sangat terlihat visioner dalam obrolan itu.
Sesampainya kami di rumah suka, rumah keluarganya Umi Nia, kami langsung disambut oleh yang punya acara, tetapi Umi Nia sudah berganti kostum tidak lagi menggunakan kebaya. Ketika kami protes pada umi, dengan santai umi bilang “kan, make up-nya masih ada sedikit”. Kami diajak masuk ke rumah, di sebuah ruangan, sedang duduk ayah dan kakak Umi Nia, kami juga disambut oleh suami Umi Nia dan langsung ditanyai “sapa yang orang gorontalo disini?”
Setelah dipersilahkan duduk, kami ditanyai satu persatu: nama, asal, universitas dan jurusan. Akhirnya secara bergiliran kami pun memperkenalkan diri. Kami disuguhi dengan bermacam kue. Dan ketika berkumpul tersebut, seolah menjadi juru bicara galax13, Muhammad Fajrin Adnan –yang kata umi Nia adalah siswa teladan- mendominasi pembicaraan ini, dengan sedikit kata-katanya yang kontroversial. Saya sendiri sempat agak kecewa, setelah sekian lama tidak bertemu dengan orang yang satu ini, kenapa dia semakin penceng?

Ketika kami menanyakan kronologi pertemuan antara Umi Nia dan Suami, klarifikasi diambil alih oleh ayah Umi Nia yang menjelaskan dengan detil. Obrolan kami kali itu lebih banyak bernostalgia, mengingat masa-masa di ICG.

Karena waktu sholat maghrib sudah tiba, kami sholat dulu baru pamit pulang menuju rumah Sammie. Dan karena ada yang besok masih akan menempuh UTS, akhirnya kami juga tidak lama-lama di rumahnya sammie.

Trip galax13 part walimahan Umi Nia pun berakhir J

Teman-teman yang ingin menambahkan bagian perjalanan yang luput dari cerita di atas, dipersilahkan untuk menambahkan J

Kamis, 04 April 2013

galax13 part 4


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

4 April 2013. Resmi dua bulan saya ga posting di blog yang insyaAllah unyu’ ini #abaikan. Rencananya lanjutan dari galax13 part 4 diposting setelah saya merampungkan evaluasi tengah semester saya, sekitar 5 hari lagi. Tapi ternyata, rencana itu terealisasi lebih cepat. Memanfaatkan hotspot kampus ketika menunggu sesuatu yang layak ditunggu, maka jadilah postingan galax13 part 4 ini. Cekidot.

Entah darimana saya mendeskripsikan kamar yang penuh kenangan ini, 1.7. penghuninya adalah:

Ayu Soraya Daeng Siame... Akhwat asal Luwuk setahun lebih satu kamar dengan saya (jika diakumulasikan). Ke Ayu saya cerita soal keluarga saya dan segala kekonyolan yang terjadi di dalamnya :D. Ukhti yang satu ini, sekarang kuliah di Universitas Brawijaya jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Raden Hariyani Susanti... Anak tiri saya (karena dia sering memanggil saya ibu tiri, saya lupa sejak kapan). Selama di kamar 1.7, sempat mengalami beberapa kali bersitegang sih ama saya haha (hayo yani, ngaku!) tapi ga papa, itu adalah bumbu dari pertemanan yang jauh lebih banyak seru dan gilanya. Yani adalah sosok yang sangat suka buku dan menulis, punya perpustakaan mini juga di bawah kassurnya. Salah satu kebiasaan yang paling saya ingat dari orang ini adalah memakai headset pink unyu’nya saat belajar mandiri, dan lagu favoritnya adalah the Boys-nya SNSD, saya sampe hafal gara2 keseringan denger lagu itu hha.

Siti Asmaulul Izmi... penyumbang benda-benda berserakan terbesar ketika tiba saatnya pensi atau acara-acara penting galax13 yang lain, terutama ketika persiapan wisuda. Ya, dia adalah orang yang namanya tidak pernah absen dari keanggotaan divisi dekorasi, apapun acaranya. Semua media bisa dibuat media gambar seorang Lulu. Saya pernah membuat sebuah gambar di styrofoam besar dan saya tempel di samping meja belajar saya, gambar itu nyaris saya musnahkan karena minder dengan gambarnya Lulu di styrofoam juga. Walaupun media dan alat gambarnya sama, hasilnya beda jauh hihi.
Itu hanya sekelumit cerita dari 1.7, lanjut, kita ketok pintu kamar 1.8, personelnya adalah

Isyna Izzal Muna.. wah, cerita tentang Isyna itu sesungguhnya sangat banyak. Teman berbagi cerita yang asyik, sampai lupa waktu kalo bakar-bakar sama orang ini. Teman loundry saya yang termasuk setia, sangat suka menggunakan tas kuningnya yang kembaran sama inarotul uyyun, merupakan anggota sepawa yang sangat fanatik, sampe sekarang pun kayaknya dia masih ingat detail peristiwa di sepawa, kenapa? Tanyakan sendiri ke orangnya J.

Ria Erlani...  nona ling-ling yang punya mata sipit, jago membaca peta langit di malam hari. Pensi pertama galax13 dia jadi pemeran Aling versi berjilbab dalam laskar pelangi versi galax13. Kalo tanya-tanya soal agama, khususnya fiqh bisa ke Ria, insyaAllah pengalaman membuatnya bisa menjawab pertanyaan anda dengan baik dan benar J. Maaf ya Ria, kalo saya sok tau hehe

Nur Syahira... sama seperti Isyna, cerita tentang orang yang satu ini juga puanjang kalo dikisahkan disini. Teman cerita yang asik, pendengar yang baik, dan paparazi yang ulung. Tanyakan berita ke Aira, yah lebih dari 50% akurat lah hha. Gaya berjalannya khas, suaranya cempreng dan khas juga. Walaupun merem, kita bisa tau kalo yang lagi ngomong itu Syahira Al-Khanza (nama FB-nya). Aira, partner in crime saya juga J

Ridha Marta Putri... saya dan ridha adalah sama-sama warga vabelost X5, dan pernah sama-sama berjuang di OSK Kimia, kemudian Ridha melanjutkan langkahnya di Olimpiade Kimia, sedangkan saya tidak, #curhat. Satu hal yang saya ingat sekali dari Ridha, adalah ketika tidak ada satu pun yang mengucapkan selamat ultah karena anak ini selalu mengungkit-ngungkit tentang hari ultahnya. Alhasil ucapan itu berdatangan tidak tepat saat hari-H, tetapi beberapa hari setelahnya...

Alhamdulillah, selesai juga saya mendeskripsikan penghuni lantai bawah gedung asrama O Fatimah Az-zahra.