Jumat, 16 Februari 2018

Menuju 'Abdi Negara' (Part 1: Seleksi)

Sempat beberapa kali bersilaturahmi jarak jauh dengan beberapa teman dan adik tingkat, sharing mengenai seleksi CPNS Gelombang II Tahun 2017, saya memutuskan untuk sedikit berbagi cerita disini mengenai pengalaman saya. Semoga bisa menjadi informasi tambahan terutama untuk fresh graduate yang masih sangat fresh dan/atau belum mengikuti seleksi CPNS sebelumnya. Pertanyaan yang umum ditanyakan adalah 'gimana persiapannya sebelum mengikuti seleksi?'. 

CPNS Gelombang II
Setelah beberapa waktu sempat diadakan moratorium penerimaan CPNS, pertengahan tahun 2017 kemarin akhirnya dibuka lagi seleksi penerimaan CPNS yang pada gelombang pertama dibuka untuk 2 instansi yaitu Kementerian Hukum dan HAM, dan Mahkamah Agung. Sedikit cerita, di gelombang pertama ini saya tidak mendaftar karena belum ada dorongan dari dalam diri saya untuk menjadi calon abdi negara. Oleh karena itu, saat teman-teman bersiap untuk mengikuti seleksi, saya masih santai-santai saja.

Pada saat seleksi gelombang I mulai bergulir, sudah mulai ada kabar-kabar bahwa akan segera dibuka penerimaan gelombang II. Saat itu saya juga tidak terlalu gencar mencari informasi dan biasa saja dalam persiapannya karena memang belum ada kepastian kapan akan dibuka dan instansi apa saja yang akan membuka penerimaan CPNS gelombang II tersebut. Akhirnya pada bulan September 2017 resmi dibuka penerimaan CPNS gelombang II pada 60 Kementerian/Lembaga (selanjutnya disebut K/L) dan 1 Pemerintah Daerah Provinsi yaitu Kalimantan Timur. 

Saya ingat sekali saat itu, di awal-awal pengumuman pembukaan penerimaan CPNS, situs BKN agak sulit dibuka, mengingat banyak sekali yang mencoba mengakses situs ini. Setelah berhasil membuka pengumuman, satu persatu file pengumuman di setiap instansi saya unduh dan disimpan terlebih dahulu. Ini penting, untuk membantu kita dalam menentukan pilihan jabatan dan formasi yang akan kita  ikuti seleksinya. Rasanya, sebagian besar calon pelamar seleksi CPNS gelombang II ini pasti melakukan analisis khusus untuk menentukan pilihannya. Pasalnya, dari begitu banyak jabatan dan formasi yang dibuka pada 61 instansi, pelamar hanya boleh memilih satu pilihan saja

Menentukan Pilihan
Seperti yang sudah disebutkan diatas, pelamar hanya boleh memilih satu formasi saja. Hal ini pasti membuat pelamar melancarkan strategi dan analisis masing-masing mengenai pilihan formasinya. Ini juga yang banyak ditanyakan dalam sharing saya dengan beberapa teman. Lalu bagaimana analisis versi saya? Berikut cara saya menentukan indikator yang menjadi pertimbangan saya dalam menganalisis (hasil bertukar pikiran dengan seorang teman):
  1. (sudah disebutkan sebelumnya) unduh semua dokumen softcopy mengenai pengumuman penerimaan beserta lampirannya: biasanya berisi persyaratan rinci, tabel formasi, dan jadwal seleksi yang berbeda-beda untuk setiap instansi.
  2. Membuat matriks yang kolomnya berisi: nama instansi, jabatan, jumlah formasi, kemungkinan penempatan, persyaratan lainnya. Usahakan semuanya diisi terlebih dahulu. Caranya: buka setiap file pengumuman, langsung cari jabatan yang ada jurusan kita, lalu isi matriksnya. Misalnya instansi A, jabatan yang ada jurusan S1 Ilmu Hukumnya ada 4, nah itu dimasukkan datanya ke matriks analisis. 
  3. Setelah semua data tentang jabatan yang sesuai jurusan kita sudah ada di matriks, kita mulai menganalisis dan menyeleksi. Nih, saya jelaskan satu-satu ya (selain nama instansi, karena nama instansi ini untuk mempermudah identifikasi saja).
  • Jabatan. Lihat dulu apakah jabatan tersebut hanya dibuka untuk satu jurusan ataukah ada jurusan lain, misalnya untuk jabatan analis kerjasama dibuka untuk S1 Hukum, Psikologi, Sastra. Alhamdulillah, ada banyak jabatan yang khusus mempersyaratkan lulusannya harus S1 Ilmu Hukum. Jadi untuk mempertimbangkan yang satu ini, saya menemukan banyak pilihan. Kenapa ini penting? Analisis jurusan dalam jabatan ini bisa menjadi pertimbangan nanti untuk memperkirakan seberapa besar kesempatan kita untuk mendapatkan kursi di jabatan itu. Bisa jadi ketika seleksi, terutama saat Seleksi Kompetensi Bidang untuk jabatan dengan multi jurusan menjadi sangat tidak spesifik sehingga nanti agak menyulitkan untuk mempersiapkan diri (misalnya untuk wawancara yang berhubungan dengan jabatan). Semakin spesifik jurusan yang dipersyaratkan dalam suatu jabatan, semakin spesifik dan matang persiapan kita, jadi usahakan untuk mencari jabatan untuk satu jurusan saja. 
  • Jumlah Formasi. Dengan semakin banyaknya lulusan dengan predikat cumlaude, hal ini menjadi pertimbangan penting. Kita harus bisa memetakan, dalam satu jabatan, berapa formasi umum dan berapa formasi cumlaude yang diterima sehingga kita bisa menentukan kita akan mengambil formasi yang mana. Berdasarkan pengalaman saya waktu itu, saya mengambil formasi cumlaude yang kursinya hanya untuk 2 orang, dibandingkan dengan formasi umum dengan 16 kursi. Alhamdulillah waktu itu, pendaftarnya untuk cumlaude sekitar 22 orang, sedangkan untuk umum diperebutkan oleh lebih dari 400 pelamar. Sekedar berbagi saja, waktu itu saya mengambil formasi cumlaude karena merasa akan sulit bersaing dengan pelamar dari formasi umum. Benar saja, waktu itu formasi umum diisi oleh orang-orang yang sudah banyak pengalaman kerjanya, orang-orang yang kemampuannya jauh di atas saya, hehe.  Pertimbangan formasi ini juga penting karena sistem penilaian pada Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) untuk formasi umum yang menerapkan sistem passing grade dan formasi cumlaude dengan sistem peringkat.  
  • Kemungkinan penempatan. Bagi pelamar yang memiliki target atau rencana menetap di suatu tempat yang sudah ditentukan sebelumnya, hal ini menjadi pertimbangan penting. Ada beberapa instansi yang mensyaratkan pelamar harus bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI dan menandatangani surat pernyataan. Jadi bagi yang sekiranya tidak bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI, harap berhati-hati dalam menentukan pilihan instansinya, ya. 
  • Persyaratan Lainnya. Persyaratan tambahan di setiap instansi berbeda-beda. Sebagai contoh kasus berdasarkan pengalaman teman-teman, beberapa pelamar tidak jadi memilih suatu jabatan karena ternyata terhalang dengan persyaratan seperti skor TOEFL atau bahkan syarat harus sudah berdomisili di sebuah kota minimal satu tahun dengan melampirkan surat keterangan dari lurah setempat. Untuk para perantau hal ini jadi agak menghambat. Jadi, betul-betul perhatikan setiap persyaratannya ya.  
  •  (tambahan) Tahapan Seleksi. Sebenarnya jika niat kita sudah bulat untuk mendaftar,  aspek ini bisa kita abaikan. Tahapan seleksi yang dimaksud adalah Seleksi Kompetensi Bidang (SKD). Setiap instansi memiliki tahapan seleksi yang berbeda-beda. Ada instansi yang tahapan seleksinya terdiri dari tes bidang, psikotes, dan wawancara. Ada yang seleksinya meliputi tes bahasa inggris dan wawancara, bahkan ada yang ditambah dengan kesamaptaan. Jika menurut teman-teman aspek ini sangat berpengaruh (misalnya, tidak mau repot belajar bahasa inggris lagi untuk seleksi, atau menghindari tes samapta), tips ini mungkin akan berguna. Perhatikan baik-baik lampiran jadwal seleksinya ya. Disitu biasanya dengan rinci menyebutkan jenis seleksinya.
Di tahap ini kita pasti sudah bisa menentukan beberapa pilihan, sebaiknya ditentukan juga kita akan mengambil berapa jabatan yang akan kita analisis lebih lanjut. Misalnya, saya ketika itu mengambil 5 jabatan teratas. Dari sini, kita harus melakukan pencarian lebih lanjut tentang:
  • Instansi. Cari tahu lebih lanjut tentang tugas pokok dan fungsi dari masing-masing instansi sehingga kita punya bayangan tentang tugas dari jabatan yang akan kita pilih di instansi tersebut. 
  • Passion. Setelah mengetahui tupoksi dari instansi, kita bisa memprediksi apakah nanti jabatan yang akan kita lamar sesuai dengan minat dan bakat kita atau tidak. Ini menjadi bagian penting karena ketika kita lolos seleksi dan menjalankan tugas, kita harus nyaman dengan pekerjaan kita (padahal saya juga belum mulai ya, hehe, maaf agak sok tau). Mungkin ini akan sedikit berbeda dengan orang kebanyakan yang memilih untuk menentukan jabatan sesuai passion dulu di awal mendaftar tanpa mempertimbangkan aspek yang sudah saya jabarkan di atas. Dalam menentukan pilihan ini saya mencoba berpikir lebih realistis dan membaca peluang, walaupun pada akhirnya, minat tetap menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan. 
Dalam tahapan analisis ini, kita bisa mencari sendiri di internet atau bertanya kepada teman-teman yang sudah lebih dahulu bekerja di instansi tersebut, atau juga menggunakan link apa saja yang kita punya.
Perhatikan Dokumen yang diunggah Saat Mendaftar
Ini dianggap sepele tetapi ternyata menjadi penyebab gagalnya pelamar dalam mendaftarkan diri. Kesalahan dalam mengunggah dokumen bisa berakibat pada tidak lolosnya kita dalam seleksi administrasi. Persiapkan dengan baik, perjelas nama file dari setiap dokumen, jangan terburu-buru sehingga kita tidak salah mengunggah. Kesalahan mengunggah misalnya kita mengunggah file transkrip di kolom surat pernyataan, dsb. 
Kemudian, sebagai tambahan juga, kita harus tenang dan memperhatikan setiap detail halaman pendaftar online dengan benar, untuk mencegah kesalahan memilih instansi, jabatan, atau formasi yang kita tuju. 

Persiapan Seleksi
Sama seperti ketika kita di jenjang perkuliahan atau bahkan sejak SD, kita pasti punya strategi masing-masing dalam menghadapi ujian. Strategi atau kebiasaan belajar: pola menghafal, waktu yang strategis untuk belajar dan lain-lain. Nah, saya akan menceritakan benar-benar berdasarkan pengalaman saya dalam menghadapi seleksi. 
Sudah banyak sekali bahan-bahan belajar dari mulai ringkasan materi dan kumpulan soal seleksi CPNS yang dijual di toko buku hingga bahan dalam bentuk ppt yang sangat mudah diunduh. Tipsnya standar, yang perlu kita lakukan adalah banyak membaca, perbanyak berlatih soal dan ketahui kisi-kisi dari materi yang akan diujikan. Untuk Tes Wawasan Kebangsaan banyaklah membaca sejarah Indonesia (dari zaman kerajaan, penjajahan, usaha kemerdekaan, hingga saat mengisi kemerdekaan). Untuk Tes Intelegensia Umum, perbanyak berlatih soal-soal matematika dasar seperti deret, peluang, dsb. Begitu juga dengan Tes Karakteristik Pribadi, kita harus peka terhadap clue soal.

Untuk tahap SKD saya menjalani dua tahapan yaitu seleksi Bahasa Inggris dan Wawancara. Seleksi Bahasa Inggris setipe dengan TOEFL, dan untuk persiapan wawancara saya membaca setiap peraturan tentang instansi yang dimaksud terutama mengenai Organisasi dan Tata Laksana Instansi. Selanjutnya, memelajari kebijakan strategis instansi yang sedang hangat diperbincangkan di media. Menggali informasi mengenai reputasi instansi untuk menambah nilai tambah saat wawancara. Saya juga mempersiapkan jawaban tentang kelebihan dan kekurangan personal, alasan mengikuti seleksi CPNS dan alasan memilih instansi terkait, dan seterusnya.

Mungkin masih banyak hal-hal teknis yang belum sempat saya tuliskan disini. Jika ingin berdiskusi mengenai persiapan untuk seleksi CPNS, sangat dibuka ruang diskusi selanjutnya :).

Selasa, 06 Februari 2018

Mintalah Hal Ini Kepada Banyak Orang, Kamu Akan Kaya

Ada ungkapan yang mengatakan "memberi lebih baik daripada menerima, apalagi menerima dengan sebelumnya meminta". Ada juga ungkapan "tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah" yang kurang lebih berarti sama dengan ungkapan sebelumnya. Aktivitas memberi menjadi sebuah aktivitas yang memang harus kita biasakan. 

Istilah keren dan lebih barakahnya dari memberi adalah 'bersedekah' yang diawali dengan niat ibadah dan insyaAllah memang akan terhitung sebagai ibadah jika ikhlas melakukannya dan tidak mengungkit-ungkit yang akan melukai perasaan penerima.
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan) penerima, seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggalah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir" (Q.S. Al-Baqarah : 264)
Aktivitas memberi yang begitu mulia dan bernilai ibadah ini sangat dianjurkan. Namun, ada juga ada aktivitas meminta yang sangat bermanfaat. Aktivitas meminta hal ini akan membuat seseorang menjadi kaya. Apa itu? Meminta nasihat.

Bermula dari salah satu adegan film Indonesia, sebut saja Ayat-Ayat Cinta 2 dimana sang pemeran utama sedang mengalami kebingungan dan akhirnya meminta nasihat kepada temannya. Dalam adegan tersebut, ia meminta nasihat tanpa menceritakan dulu apa yang menjadi kebingungan dalam hatinya. Ia meminta nasihat apa saja, secara random. Konsekuensinya adalah nasihat yang akan diberikan belum tentu akan menjawab pertanyaan kebingungannya. Masih dalam adegan tersebut, ternyata nasihat yang diberikan temannya ini begitu mengena dan mengubah langkah si pemeran utama.

Pelajaran apa yang bisa diambil dari sini? Menurut saya, ada hal-hal yang harus kita usahakan agar kita keluar dari kebingungan yang sedang kita alami, termasuk meminta masukan bahkan tanpa menceritakan kebingungan kita. Dengan meminta petunjuk Allah, akan Allah kirimkan untuk kita orang-orang yang akan menjadi perantara untuk menyampaikan kebaikan dan mungkin saja jawaban atas do'a-do'a kita. Maka saya pun mencoba beberapa kali meminta nasihat secara random dari orang-orang di sekitar saya. Ternyata, it works!. Hampir semua nasihat yang diberikan oleh orang-orang tersebut begitu mengena bahkan tanpa saya ceritakan apa yang sedang saya pikirkan. 

Makin banyak kita meminta nasihat kepada orang-orang di sekitar, maka makin kayalah kita atas nasihat-nasihat. Tanpa menceritakan kebingungan atau pikiran kita, kita akan menerima banyak sekali hikmah, tidak terbatas pada permasalahan yang sedang kita hadapi saja sehingga ini akan menjadi bekal bagi kita untuk melangkah ke depan. Terlebih lagi, dengan mencoba meminta nasihat dari orang-orang yang kita kenal, kita kembali menyambung tali silaturahmi yang mungkin sudah lama tidak tersambung, kembali saling bertukar kabar dengan saudara-saudara kita, dan menjadi kesempatan kita untuk berterimakasih dan balik mendoakan orang yang sudah memberikan kita nasihat. 

Berikut ini, akan saya bagikan beberapa poin nasihat yang saya dapatkan selama ini, yang semoga akan menjadi pengingat bagi kita dalam menjalani hidup.

Perbanyak Istighfar dan Dzikir
Manusia tempatnya salah dan lupa, tanpa sadari bahkan dalam hati kita sering kali kita melakukan dosa yang disadari atau tidak disadari, sengaja atau tidak sengaja. Maka istighfar akan menjadi jalan bagi kita untuk senantiasa memohon ampunan dari Allah. Bahkan mengamalkan istighfar menjadi salah satu kebiasaan yang sangat dicintai Allah. Begitupun dengan dzikir, betapa banyak nikmat Allah yang kita pasti tidak sanggup menghitungnya. Maka dengan dzikir, kita terus mengingat Allah dan segala kebesaran-Nya.

Satu Persatu Orang yang Kita Cintai dan Kita Sayangi akan Meninggalkan Kita, Pada Akhirnya Kita Sendiri yang Mempertanggungjawabkan Segala Amal Perbuatan Kita.
Nasihat ini sungguh menyentak hati saya. Benarlah bahwa manusia akan bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri-sendiri. Begitu banyak hubungan antar manusia yang terbatas pada dunia dan akan mudah putus karena alasan-alasan duniawi, sehingga ketika tiba hari pertanggungjawaban manusia sibuk dengan urusan masing-masing tanpa memberi atau mendapat syafaat dari orang terdekatnya selama di dunia. Maka bangunlah kedekatan dengan manusia karena Allah, sehingga pertaliannya kekal, tidak hanya di dunia.

Perkuat Prinsip Hidup, Cari Lingkungan dan Teman yang Baik sehingga Bisa Saling Membantu Memperbaiki Diri
Nasihat ini termasuk yang paling nyata yang saya rasakan, termasuk dalam hal meminta nasihat ini. Usaha untuk mencari lingkungan dan teman yang baik akan berdampak sangat besar dalam hidup kita. Meminta nasihat kepada teman yang baik dari lingkungan yang baik akan membantu kita dalam menemukan arti dan cara menjalani kehidupan. Alhamdulillah ala kulli hal. Allah masih perkenankan saya untuk menemui orang-orang yang baik ini.

Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah, Mintalah Kelapangan Hati kepada Allah, dan Tunjukkan bahwa Kita memang Membutuhkan Allah sebagai Sebaik-baiknya Pemberi Jalan
Kadang masalah yang kita hadapi membuat kita menjadi lupa bersyukur pada Allah, bahkan memutuskan berhenti untuk meminta kepada Allah. Padahal, salah satu tujuan Allah memberikan ujian berupa masalah adalah supaya kita banyak meminta kepada Allah, merengek dan bergantung kembali hanya pada Allah bukan kepada makhluknya. Di balik masalah yang ada, Allah menyediakan rahmat dan ampunan bagi orang-orang yang meminta.
Allah menyukai do'a hamba yang dipanjatkan dengan rasa butuh kepada Allah. Maka dalam setiap kita berdoa, tunjukkan bahwa tanpa Allah kita tidak akan bisa berbuat apa-apa dan Allah yang kita butuhkan dan memenuhi kebutuhan kita.

Tetap Istiqomah Bergabung dengan Barisan yang Mengutamakan Kepentingan Ummat, Jalani Hidup dengan Penuh Syukur dan Sabar, Berusahalah Memberi Manfaat dimanapun Kita Berada
Ketika Allah menakdirkan kita berada di satu tempat, berarti Allah menghendaki kita menebar manfaat di tempat tersebut. Nasihat ini sangatlah pas dengan keadaan saya saat ini agar saya memaksimalkan potensi dan keberadaan saya di luar kampung halaman. Allah menakdirkan kita berada di suatu tempat baru agar kita bisa memberikan manfaat di medan yang lebih luas. Penyesuaian-penyesuaian pasti terjadi sehingga kita harus menjalani dengan penuh rasa syukur dan penuh kesabaran.

Poin-poin nasihat diatas beberapa sudah saya gabungkan dalam satu poin besar, semoga tidak mengurangi esensi dari nasihat dari si pemberi. Banyak cara Allah memberi tahu kita tentang sesuatu yang sedang kita pikirkan untuk menjadi solusi atau menjadi bekal bagi aktivitas kita selanjutnya. Maka banyak banyaklah meminta nasihat kepada banyak orang, maka kamu akan kaya dengan nasihat-nasihat. Jika perlu catat nasihat-nasihat tersebut sehingga tidak lupa. 

Minggu, 04 Februari 2018

Berulang-ulang

Ndri, kenapa sih orang-orang itu kalo udah selesai baca keseluruhan Al-Qur'an masih mau baca lagi dan lagi, berulang-ulang, kan udah selesai dibacanya, ngapain dibaca lagi?

Pertanyaan ini ditanyakan oleh seorang teman kantor di sela-sela kami menyantap makan malam setelah selesai bekerja. Yang pertama kali terlintas di benak saya adalah "Alhamdulillah, pertanyaannya masih kenapa Al-Qur'an dibaca berulang-ulang", bukankah akan berbeda perasaan saya apabila dia menanyakan "Ndri, kenapa orang Islam itu udah jarang terlihat membaca Al-Qur'an". Saya agak lupa redaksi jawaban saya ke teman saya itu, sepertinya saya berbicara tentang pedoman hidup. Yang saya ingat, ekspreksinya terlihat lumayan menerima. Alhamdulillah 'ala kulli hal.

Saya bukan orang yang sudah baik dalam bacaan Al-Qur'annya, untuk membaca Al-Qur'an masih sering terbersit rasa malas, masih merasa cukup dengan satu-dua baris padahal waktu luang yang ada-yang dikasih sama Allah-jauh lebih banyak dari itu, dan masih banyak sekali yang harus diperbaiki dalam cara saya berinteraksi dengan Al-Qur'an. Terus kenapa berani menulis tentang Al-Qur'an begini. Well, seperti tulisan-tulisan sebelumnya dan mungkin tulisan setelah ini, saya hanya ingin berbagi pendapat, ide, pemikiran (berat ya kalo yang satu ini), atau apapunlah istilahnya, dengan gaya bertutur saya (yang kata temen saya terlalu jujur, hehe). Bismillah, mari bertukar pikiran.

Ketika kita membaca Al-Qur'an akan banyak sekali kita temukan ayat-ayat tentang maksud Allah menurunkan Al-Qur'an seperti misalnya ketika membaca ayat-ayat pertama di Q.S. Al-Baqarah. Alqur'an itu tidak ada keraguan di dalamnya, Petunjuk bagi orang yang bertakwa. Maka yang ada dalam tulisan ini merupakan pendapat berdasarkan pengalaman pribadi, hasil bertanya kepada banyak teman, dan hasil kepo tulisan (caption, artikel, buku, dll), bahwa membaca Al-Qur'an berulang ulang itu.....

Sebagai Pengingat bagi Seorang Hamba tentang Ke-Maha-an Allah swt.
Beberapa waktu belakangan ini saya sedang membaca sebuah buku yang menjadi salah satu favorit saya, yang isinya menurut saya sangat sesuai dengan keadaan diri saat ini. Saat membaca satu bab bahkan satu halamannya, saya bertekad akan membaca buku itu lagi dan lagi, terutama ketika saya sedang lupa. Untuk buku favorit yang notabene tulisan manusia saja, kita bisa berpikir untuk membacanya berulang-ulang, seharusnya untuk membaca Al-Qur'an pun kita juga begitu.

Manusia itu tempatnya salah dan lupa. Jika kita bicara tentang pengingat, tentu saja kita harus memposisikan diri sebagai orang yang berusaha memahami isi dari Al-Qur'an, dan tingkatan pertama dari semua itu adalah membaca artinya yang sekarang sudah banyak tersedia di Al-Quran terjemahan, bahkan ada mushaf Al-Qur'an yang dilengkapi dengan asbabun nuzul beberapa ayat dan hadist-hadist yang berkaitan dengan ayat tersebut. 

Dilakukan karena ketidaksempurnaan dalam membaca
Benarnya kita membaca satu huruf dalam Al-Qur'an juga bisa diikuti dengan ketidak sempurnaan kita dalam melafalkan huruf lainnya. Jadi ketika kita hanya membaca sekali saja seumur hidup, sudah menjadi sebuah hal yang pasti kita belum membacanya dengan sempurna. Ketika kita mengulang-ulang membacanya, minimal kita ada usaha untuk terus memperbaiki bacaan Al-Qurannya.

Membersihkan hati
Bahkan ketika kita tidak mengetahui seluruh artinya karena belum sempat membaca dan memahami satu persatu arti dari setiap ayat, kita tetap mendapat faedah dari membaca Al-Qur'an. Beberapa waktu lalu saya mendapat sebuah analogi yang sangat baik untuk menggambarkan faedah Al-Qur'an sebagai pembersih hati manusia. Saya mendapatkannya dari caption Instagram, berikut captionnya: (sumber: akun instagram @remaja.islami)
ada seorang remaja bertanya kepada kakeknya: "Kakek, apa gunanya aku membaca Al-Qur'an sementara aku tidak mengerti arti dan maksud dari Al-Qur'an yang kubaca". Lalu si Kakek menjawabnya dengan tenang: "Coba ambil sebuah keranjang sampah in dan bawa ke sungai, dan bawakan aku dengan sekeranjang air". Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tapi semua air yang dibawanya jatuh habis, sebelum ia sampai di rumah. Kakeknya berkata: "Kamu harus berusaha lebih cepat". Kakek meminta cucunya kembali ke sungan. Kali ini anak itu berlari cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong tanpa air sebelum sampai di rumah. Dia berkata kepada kakeknya: "Tidak mungkin aku bisa membawa sekeranjang air. Aku ingin menggantinya dengan ember". "Aku ingin sekeranjang air, bukan dengan ember" Jawab kakek. Si anak kembali mencoba dan berlari lebih cepat lagi. Namun tetap gagal juga. Air tetap habis sebelum ia sampai di rumah. Keranjang itu tetap kosong. "Kakek ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja. Air pasti akan habis di jalan sebelum sampai di rumah". Kakek menjawab "Mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik-baik apa yang terjadi dengan keranjang itu". Anak itu memperhatikan keranjangnya, dan ia baru menyadari bahwa keranjangnya yang tadinya kotor berubah menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. "Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Al-Qur'an? Boleh jadi kamu tidak mengerti sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupanmu"....
Maha Suci Allah, Maha Baik Allah, Maha Kuasa Allah atas segala sesuatu, setiap usaha kita untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an akan Allah balas dengan sesuatu yang sangat ternilai harganya dan tak terduga. Manusia penuh dengan keterbatasan untuk mengetahui sesuatu, sementara Allah yang Maha Mengatur dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Manusia tidak akan sanggup memahami matematika Allah. Cara Allah menyayangi dan memberikan ketenangan hati kepada hamba-Nya sangat indah.

Membuat pembacanya mendapatkan pahala
Sebagaimana ilmu itu memberikan manfaat dan pahala bagi pembelajarnya, maka memelajari ilmu yang diajarkan Allah dalam Al-Qur'an tentu saja menjanjikan pahala yang besar. Bukankah dengan membaca saja tanpa mengetahui artinya sudah Allah hadiahi ketenangan dan kebersihan hati?

Berbicara tentang pahala, sungguh sekali lagi ia tak akan bisa dihitung dengan matematika manusia, amalan penambah dan pengurang pahala seseorang tidak bisa dihitung dengan satuan yang selama ini diajarkan di sekolah. Tapi bukankah kita harus yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik penghitung dan pemberi ganjaran? Jika kita berusaha menghitung nikmat Allah satu demi satu, maka tak akan sanggup kita melakukannya. Karunia Allah begitu besar, yang diberikan dengan cara yang selalu indah.

Penghitungan dan pemberian pahala beserta satuannya menjadi rahasia Allah. Maka kita akan bicara mengenai faedah membaca Al-Qur'an (untuk versi dalam tulisan ini saya ambil dari keterangan dalam mushaf Al-Qur'an yang saya punya) antara lain:
1. Setiap hurufnya dinilai satu kebaikan dan dibalas sepuluh kali lipat.
2. Pemberi syafaat di Hari Kiamat bagi pembacanya
3. Allah akan mengangkat derajat orang yang membacanya
4. Allah akan menurunkan rahmat-Nya kepada siapa yang membacanya
5. Yang mahir membacanya, akan berkumpul bersama dengan malaikat yang mulia dan taat
6. Yang kesulitan membacanya, mendapatkan dua pahala

Perhatikan bahwa yang mahir dan yang masih kesulitan membaca sama-sama mendapat faedah, bahkan untuk yang masih kesulitan dijanjikan dua pahala atas usahanya belajar membaca Al-Qur'an. Beberapa faedah di atas harusnya sudah cukup untuk dijadikan booster bagi kita untuk terus berinteraksi dengan Al-Qur'an secara berulang-ulang.

Tulisan ini saya buat khususnya untuk dokumentasi saya sendiri, ketika merasa malas untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an yang menjanjikan begitu banyak kebaikan. Namun apabila tulisan ini juga dapat diambil pelajarannya oleh pembaca, maka marilah kita berusaha untuk tetap menjaga interaksi kita dengan Al-Qur'an. Yang baru memulai membaca Al-Qur'an semoga Allah karuniai kecintaan dan istiqomah dalam membaca. Yang sudah selesai satu kali, semoga Allah berikan petunjuk itu kembali membuka Al-Qur'an. Yang sudah punya rutinitas untuk mengulang-ulang membaca Al-Qur'an dan khatam berkali-kali semoga Allah karuniakan keistiqomahan dan selalu merasa nikmat dalam membacanya, hatinya makin terang dan bersih sehingga aktivitasnya sehari-hari mencerminkan apa yang sudah dia baca di Al-Qur'an.