Jumat, 16 Februari 2018

Menuju 'Abdi Negara' (Part 1: Seleksi)

Sempat beberapa kali bersilaturahmi jarak jauh dengan beberapa teman dan adik tingkat, sharing mengenai seleksi CPNS Gelombang II Tahun 2017, saya memutuskan untuk sedikit berbagi cerita disini mengenai pengalaman saya. Semoga bisa menjadi informasi tambahan terutama untuk fresh graduate yang masih sangat fresh dan/atau belum mengikuti seleksi CPNS sebelumnya. Pertanyaan yang umum ditanyakan adalah 'gimana persiapannya sebelum mengikuti seleksi?'. 

CPNS Gelombang II
Setelah beberapa waktu sempat diadakan moratorium penerimaan CPNS, pertengahan tahun 2017 kemarin akhirnya dibuka lagi seleksi penerimaan CPNS yang pada gelombang pertama dibuka untuk 2 instansi yaitu Kementerian Hukum dan HAM, dan Mahkamah Agung. Sedikit cerita, di gelombang pertama ini saya tidak mendaftar karena belum ada dorongan dari dalam diri saya untuk menjadi calon abdi negara. Oleh karena itu, saat teman-teman bersiap untuk mengikuti seleksi, saya masih santai-santai saja.

Pada saat seleksi gelombang I mulai bergulir, sudah mulai ada kabar-kabar bahwa akan segera dibuka penerimaan gelombang II. Saat itu saya juga tidak terlalu gencar mencari informasi dan biasa saja dalam persiapannya karena memang belum ada kepastian kapan akan dibuka dan instansi apa saja yang akan membuka penerimaan CPNS gelombang II tersebut. Akhirnya pada bulan September 2017 resmi dibuka penerimaan CPNS gelombang II pada 60 Kementerian/Lembaga (selanjutnya disebut K/L) dan 1 Pemerintah Daerah Provinsi yaitu Kalimantan Timur. 

Saya ingat sekali saat itu, di awal-awal pengumuman pembukaan penerimaan CPNS, situs BKN agak sulit dibuka, mengingat banyak sekali yang mencoba mengakses situs ini. Setelah berhasil membuka pengumuman, satu persatu file pengumuman di setiap instansi saya unduh dan disimpan terlebih dahulu. Ini penting, untuk membantu kita dalam menentukan pilihan jabatan dan formasi yang akan kita  ikuti seleksinya. Rasanya, sebagian besar calon pelamar seleksi CPNS gelombang II ini pasti melakukan analisis khusus untuk menentukan pilihannya. Pasalnya, dari begitu banyak jabatan dan formasi yang dibuka pada 61 instansi, pelamar hanya boleh memilih satu pilihan saja

Menentukan Pilihan
Seperti yang sudah disebutkan diatas, pelamar hanya boleh memilih satu formasi saja. Hal ini pasti membuat pelamar melancarkan strategi dan analisis masing-masing mengenai pilihan formasinya. Ini juga yang banyak ditanyakan dalam sharing saya dengan beberapa teman. Lalu bagaimana analisis versi saya? Berikut cara saya menentukan indikator yang menjadi pertimbangan saya dalam menganalisis (hasil bertukar pikiran dengan seorang teman):
  1. (sudah disebutkan sebelumnya) unduh semua dokumen softcopy mengenai pengumuman penerimaan beserta lampirannya: biasanya berisi persyaratan rinci, tabel formasi, dan jadwal seleksi yang berbeda-beda untuk setiap instansi.
  2. Membuat matriks yang kolomnya berisi: nama instansi, jabatan, jumlah formasi, kemungkinan penempatan, persyaratan lainnya. Usahakan semuanya diisi terlebih dahulu. Caranya: buka setiap file pengumuman, langsung cari jabatan yang ada jurusan kita, lalu isi matriksnya. Misalnya instansi A, jabatan yang ada jurusan S1 Ilmu Hukumnya ada 4, nah itu dimasukkan datanya ke matriks analisis. 
  3. Setelah semua data tentang jabatan yang sesuai jurusan kita sudah ada di matriks, kita mulai menganalisis dan menyeleksi. Nih, saya jelaskan satu-satu ya (selain nama instansi, karena nama instansi ini untuk mempermudah identifikasi saja).
  • Jabatan. Lihat dulu apakah jabatan tersebut hanya dibuka untuk satu jurusan ataukah ada jurusan lain, misalnya untuk jabatan analis kerjasama dibuka untuk S1 Hukum, Psikologi, Sastra. Alhamdulillah, ada banyak jabatan yang khusus mempersyaratkan lulusannya harus S1 Ilmu Hukum. Jadi untuk mempertimbangkan yang satu ini, saya menemukan banyak pilihan. Kenapa ini penting? Analisis jurusan dalam jabatan ini bisa menjadi pertimbangan nanti untuk memperkirakan seberapa besar kesempatan kita untuk mendapatkan kursi di jabatan itu. Bisa jadi ketika seleksi, terutama saat Seleksi Kompetensi Bidang untuk jabatan dengan multi jurusan menjadi sangat tidak spesifik sehingga nanti agak menyulitkan untuk mempersiapkan diri (misalnya untuk wawancara yang berhubungan dengan jabatan). Semakin spesifik jurusan yang dipersyaratkan dalam suatu jabatan, semakin spesifik dan matang persiapan kita, jadi usahakan untuk mencari jabatan untuk satu jurusan saja. 
  • Jumlah Formasi. Dengan semakin banyaknya lulusan dengan predikat cumlaude, hal ini menjadi pertimbangan penting. Kita harus bisa memetakan, dalam satu jabatan, berapa formasi umum dan berapa formasi cumlaude yang diterima sehingga kita bisa menentukan kita akan mengambil formasi yang mana. Berdasarkan pengalaman saya waktu itu, saya mengambil formasi cumlaude yang kursinya hanya untuk 2 orang, dibandingkan dengan formasi umum dengan 16 kursi. Alhamdulillah waktu itu, pendaftarnya untuk cumlaude sekitar 22 orang, sedangkan untuk umum diperebutkan oleh lebih dari 400 pelamar. Sekedar berbagi saja, waktu itu saya mengambil formasi cumlaude karena merasa akan sulit bersaing dengan pelamar dari formasi umum. Benar saja, waktu itu formasi umum diisi oleh orang-orang yang sudah banyak pengalaman kerjanya, orang-orang yang kemampuannya jauh di atas saya, hehe.  Pertimbangan formasi ini juga penting karena sistem penilaian pada Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) untuk formasi umum yang menerapkan sistem passing grade dan formasi cumlaude dengan sistem peringkat.  
  • Kemungkinan penempatan. Bagi pelamar yang memiliki target atau rencana menetap di suatu tempat yang sudah ditentukan sebelumnya, hal ini menjadi pertimbangan penting. Ada beberapa instansi yang mensyaratkan pelamar harus bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI dan menandatangani surat pernyataan. Jadi bagi yang sekiranya tidak bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI, harap berhati-hati dalam menentukan pilihan instansinya, ya. 
  • Persyaratan Lainnya. Persyaratan tambahan di setiap instansi berbeda-beda. Sebagai contoh kasus berdasarkan pengalaman teman-teman, beberapa pelamar tidak jadi memilih suatu jabatan karena ternyata terhalang dengan persyaratan seperti skor TOEFL atau bahkan syarat harus sudah berdomisili di sebuah kota minimal satu tahun dengan melampirkan surat keterangan dari lurah setempat. Untuk para perantau hal ini jadi agak menghambat. Jadi, betul-betul perhatikan setiap persyaratannya ya.  
  •  (tambahan) Tahapan Seleksi. Sebenarnya jika niat kita sudah bulat untuk mendaftar,  aspek ini bisa kita abaikan. Tahapan seleksi yang dimaksud adalah Seleksi Kompetensi Bidang (SKD). Setiap instansi memiliki tahapan seleksi yang berbeda-beda. Ada instansi yang tahapan seleksinya terdiri dari tes bidang, psikotes, dan wawancara. Ada yang seleksinya meliputi tes bahasa inggris dan wawancara, bahkan ada yang ditambah dengan kesamaptaan. Jika menurut teman-teman aspek ini sangat berpengaruh (misalnya, tidak mau repot belajar bahasa inggris lagi untuk seleksi, atau menghindari tes samapta), tips ini mungkin akan berguna. Perhatikan baik-baik lampiran jadwal seleksinya ya. Disitu biasanya dengan rinci menyebutkan jenis seleksinya.
Di tahap ini kita pasti sudah bisa menentukan beberapa pilihan, sebaiknya ditentukan juga kita akan mengambil berapa jabatan yang akan kita analisis lebih lanjut. Misalnya, saya ketika itu mengambil 5 jabatan teratas. Dari sini, kita harus melakukan pencarian lebih lanjut tentang:
  • Instansi. Cari tahu lebih lanjut tentang tugas pokok dan fungsi dari masing-masing instansi sehingga kita punya bayangan tentang tugas dari jabatan yang akan kita pilih di instansi tersebut. 
  • Passion. Setelah mengetahui tupoksi dari instansi, kita bisa memprediksi apakah nanti jabatan yang akan kita lamar sesuai dengan minat dan bakat kita atau tidak. Ini menjadi bagian penting karena ketika kita lolos seleksi dan menjalankan tugas, kita harus nyaman dengan pekerjaan kita (padahal saya juga belum mulai ya, hehe, maaf agak sok tau). Mungkin ini akan sedikit berbeda dengan orang kebanyakan yang memilih untuk menentukan jabatan sesuai passion dulu di awal mendaftar tanpa mempertimbangkan aspek yang sudah saya jabarkan di atas. Dalam menentukan pilihan ini saya mencoba berpikir lebih realistis dan membaca peluang, walaupun pada akhirnya, minat tetap menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan. 
Dalam tahapan analisis ini, kita bisa mencari sendiri di internet atau bertanya kepada teman-teman yang sudah lebih dahulu bekerja di instansi tersebut, atau juga menggunakan link apa saja yang kita punya.
Perhatikan Dokumen yang diunggah Saat Mendaftar
Ini dianggap sepele tetapi ternyata menjadi penyebab gagalnya pelamar dalam mendaftarkan diri. Kesalahan dalam mengunggah dokumen bisa berakibat pada tidak lolosnya kita dalam seleksi administrasi. Persiapkan dengan baik, perjelas nama file dari setiap dokumen, jangan terburu-buru sehingga kita tidak salah mengunggah. Kesalahan mengunggah misalnya kita mengunggah file transkrip di kolom surat pernyataan, dsb. 
Kemudian, sebagai tambahan juga, kita harus tenang dan memperhatikan setiap detail halaman pendaftar online dengan benar, untuk mencegah kesalahan memilih instansi, jabatan, atau formasi yang kita tuju. 

Persiapan Seleksi
Sama seperti ketika kita di jenjang perkuliahan atau bahkan sejak SD, kita pasti punya strategi masing-masing dalam menghadapi ujian. Strategi atau kebiasaan belajar: pola menghafal, waktu yang strategis untuk belajar dan lain-lain. Nah, saya akan menceritakan benar-benar berdasarkan pengalaman saya dalam menghadapi seleksi. 
Sudah banyak sekali bahan-bahan belajar dari mulai ringkasan materi dan kumpulan soal seleksi CPNS yang dijual di toko buku hingga bahan dalam bentuk ppt yang sangat mudah diunduh. Tipsnya standar, yang perlu kita lakukan adalah banyak membaca, perbanyak berlatih soal dan ketahui kisi-kisi dari materi yang akan diujikan. Untuk Tes Wawasan Kebangsaan banyaklah membaca sejarah Indonesia (dari zaman kerajaan, penjajahan, usaha kemerdekaan, hingga saat mengisi kemerdekaan). Untuk Tes Intelegensia Umum, perbanyak berlatih soal-soal matematika dasar seperti deret, peluang, dsb. Begitu juga dengan Tes Karakteristik Pribadi, kita harus peka terhadap clue soal.

Untuk tahap SKD saya menjalani dua tahapan yaitu seleksi Bahasa Inggris dan Wawancara. Seleksi Bahasa Inggris setipe dengan TOEFL, dan untuk persiapan wawancara saya membaca setiap peraturan tentang instansi yang dimaksud terutama mengenai Organisasi dan Tata Laksana Instansi. Selanjutnya, memelajari kebijakan strategis instansi yang sedang hangat diperbincangkan di media. Menggali informasi mengenai reputasi instansi untuk menambah nilai tambah saat wawancara. Saya juga mempersiapkan jawaban tentang kelebihan dan kekurangan personal, alasan mengikuti seleksi CPNS dan alasan memilih instansi terkait, dan seterusnya.

Mungkin masih banyak hal-hal teknis yang belum sempat saya tuliskan disini. Jika ingin berdiskusi mengenai persiapan untuk seleksi CPNS, sangat dibuka ruang diskusi selanjutnya :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar