Kali ini, di
awal bulan April, galax13 ngadain perjalanan lagi. Peserta trip ga sebanyak
waktu ke bromo, Cuma terdiri dari laskar galax13 Malang 8 orang, Surabaya 4
orang, dan Jogja 3 orang. Perjalanannya pun tak jauh, hanya ke Gondanglegi. 7
april 2013 kemarin, umi Nia, guru Bahasa Indonesia kami di ICG, memulai hidup
baru (baca: menikah). Rombongan terdiri dari (saya urutkan menurut abjad
galax13): Abdurrahman Putra Mozart Jahja, Alief Noerhuda, Asmi, Aunur Rofiq
Rachman, Chairini Putri Azhari, Efwan Hasby Rizaldi, Fathul Rizal Baihaqi,
Hilda Farida, Inarotul Uyyun, Indri Sukmawati Djangko, Khairul Mujahidi, Muhammad
Anugerah Ainul Karim. Muhammad Fajrin Adnan, Raden Hariyani Susanti, Sarintan
Pratiwi Usman.
Rencana
awal, rombongan berkumpul di kosan Intan, Rini dan Asmi pada jam 8. Tapi dengan
berbagai aktivitas masing-masing (termasuk menunggu saudara Fajrin dari Batu,
dan menunggu seseorang selesai dengan jadwal pemotretannya, sebut saja SPU),
akhirnya rombongan berangkat sekitar pukul 10.15 tanpa saudara Fajrin.
Perjalanan
pun dimulai, menggunakan 6 motor, kami ber-dua belas menuju ke Gondang Legi, ke
rumahnya sammie. Disana sudah menunggu rombongan dari Jogja: Alief, Uyyun dan
Hilda. Awal-awal perjalanan hingga sampai ke daerah jalan besar Ijen masih
lancar. Perjalanan mulai “tersendat” ketika rombongan kami, memasuki kawasan
pasar minggu yang ternyata masih beroperasi walaupun sudah agak siang, jadilah
kami masuk dan lewat diantara tenda-tenda jualan yang sebagian sedang dibereskan
sebagian lagi masih beroperasi.
Setelah
keluar dari kawasan pasar tersebut, di daerah stadion gajayana, ketika akan
melanjutkan perjalanan, ternyata terjadi sesuatu dengan Vespa yang dikendarai Aman,
saya juga kurang paham apa yang tidak beres dengan Vespa itu. Akhirnya, Aman,
Rofiq, dan Didi membawa Vespa ke bengkel, yang lainnnya menunggu di tempat.
Karena gerimis, kami memutuskan untuk bertuduh di teras samping sebuah bank. Di
depan tempat kami berteduh ada gerai Piz*a H*T, dan kami lama menggalau antara
membeli atau tidak, dengan pertimbangan isi dompet yang harus dikeluarkan untuk
patungan. Lama menggalau, melintas tukang cilok, dan kami kembali berpikir.
Tiba-tiba ada yang nyeletuk “masa dari piza jadi cilok sih pilihannya”. Dan
kami tidak membeli keduanya, akhirnya kami membeli roti panggang yang ukurannya
cukup besar, yaa, tidak beda jauhlah dengan rasa piza yang ada di depan kami,
bedanya harga roti ini lebih terjangkau J, ditemani dengan 3 bungkus es dawet. Sembari
menunggu diservisnya Vespa, kami menyempatkan untuk sholat di Masjid terdekat.
Sekitar
pukul 1 lebih sedikit, perjalanan dilanjutkan, sempat terhenti sejenak karena
hujan. Kami mampir di depan sebuah ruko untuk pake jas hujan, dan ada yang jadi
seperti kembar siam dengan jas hujan ijo mereka haha.
Hampir waktu
ashar kami sampai di rumah sammie, disana rombongan dari Jogja udah karatan
menunggu, sampe berapa kali bolak-balik cermin buat liat penampilannya, kata
Uyyun “bau parfumnya ampe ilang” haha. Setelah sholat ashar, kami menuju rumah
umi Nia, lumayan jauh juga dari rumahnya Sammie, alhamdulillah dengan lancar,
walaupun mungkin yang putra sempat kehujanan karena naik motor. Rombongan putri
yang semuanya naik mobil diantar bunda sammie membuka obrolan menarik di
sepanjang jalan menuju rumah umi. Apa topik obrolannya? Tanyakan pada
mereka-mereka yang berada dalam mobil, sedikit clue, rombongan galax13
putri sangat terlihat visioner dalam obrolan itu.
Sesampainya
kami di rumah suka, rumah keluarganya Umi Nia, kami langsung disambut oleh yang
punya acara, tetapi Umi Nia sudah berganti kostum tidak lagi menggunakan
kebaya. Ketika kami protes pada umi, dengan santai umi bilang “kan, make up-nya
masih ada sedikit”. Kami diajak masuk ke rumah, di sebuah ruangan, sedang duduk
ayah dan kakak Umi Nia, kami juga disambut oleh suami Umi Nia dan langsung
ditanyai “sapa yang orang gorontalo disini?”
Setelah
dipersilahkan duduk, kami ditanyai satu persatu: nama, asal, universitas dan
jurusan. Akhirnya secara bergiliran kami pun memperkenalkan diri. Kami disuguhi
dengan bermacam kue. Dan ketika berkumpul tersebut, seolah menjadi juru bicara
galax13, Muhammad Fajrin Adnan –yang kata umi Nia adalah siswa teladan-
mendominasi pembicaraan ini, dengan sedikit kata-katanya yang kontroversial.
Saya sendiri sempat agak kecewa, setelah sekian lama tidak bertemu dengan orang
yang satu ini, kenapa dia semakin penceng?
Ketika kami
menanyakan kronologi pertemuan antara Umi Nia dan Suami, klarifikasi diambil
alih oleh ayah Umi Nia yang menjelaskan dengan detil. Obrolan kami kali itu
lebih banyak bernostalgia, mengingat masa-masa di ICG.
Karena waktu
sholat maghrib sudah tiba, kami sholat dulu baru pamit pulang menuju rumah
Sammie. Dan karena ada yang besok masih akan menempuh UTS, akhirnya kami juga
tidak lama-lama di rumahnya sammie.
Trip galax13
part walimahan Umi Nia pun berakhir J
Teman-teman
yang ingin menambahkan bagian perjalanan yang luput dari cerita di atas,
dipersilahkan untuk menambahkan J
walaupun kurang memuaskan, bolehlah....
BalasHapusalaahh,, qt tdk kesana :(
BalasHapus