Rabu, 10 April 2013

Galax13 Trip: Walimahan Umi Nia


Kali ini, di awal bulan April, galax13 ngadain perjalanan lagi. Peserta trip ga sebanyak waktu ke bromo, Cuma terdiri dari laskar galax13 Malang 8 orang, Surabaya 4 orang, dan Jogja 3 orang. Perjalanannya pun tak jauh, hanya ke Gondanglegi. 7 april 2013 kemarin, umi Nia, guru Bahasa Indonesia kami di ICG, memulai hidup baru (baca: menikah). Rombongan terdiri dari (saya urutkan menurut abjad galax13): Abdurrahman Putra Mozart Jahja, Alief Noerhuda, Asmi, Aunur Rofiq Rachman, Chairini Putri Azhari, Efwan Hasby Rizaldi, Fathul Rizal Baihaqi, Hilda Farida, Inarotul Uyyun, Indri Sukmawati Djangko, Khairul Mujahidi, Muhammad Anugerah Ainul Karim. Muhammad Fajrin Adnan, Raden Hariyani Susanti, Sarintan Pratiwi Usman.

Rencana awal, rombongan berkumpul di kosan Intan, Rini dan Asmi pada jam 8. Tapi dengan berbagai aktivitas masing-masing (termasuk menunggu saudara Fajrin dari Batu, dan menunggu seseorang selesai dengan jadwal pemotretannya, sebut saja SPU), akhirnya rombongan berangkat sekitar pukul 10.15 tanpa saudara Fajrin.

Perjalanan pun dimulai, menggunakan 6 motor, kami ber-dua belas menuju ke Gondang Legi, ke rumahnya sammie. Disana sudah menunggu rombongan dari Jogja: Alief, Uyyun dan Hilda. Awal-awal perjalanan hingga sampai ke daerah jalan besar Ijen masih lancar. Perjalanan mulai “tersendat” ketika rombongan kami, memasuki kawasan pasar minggu yang ternyata masih beroperasi walaupun sudah agak siang, jadilah kami masuk dan lewat diantara tenda-tenda jualan yang sebagian sedang dibereskan sebagian lagi masih beroperasi.

Setelah keluar dari kawasan pasar tersebut, di daerah stadion gajayana, ketika akan melanjutkan perjalanan, ternyata terjadi sesuatu dengan Vespa yang dikendarai Aman, saya juga kurang paham apa yang tidak beres dengan Vespa itu. Akhirnya, Aman, Rofiq, dan Didi membawa Vespa ke bengkel, yang lainnnya menunggu di tempat. Karena gerimis, kami memutuskan untuk bertuduh di teras samping sebuah bank. Di depan tempat kami berteduh ada gerai Piz*a H*T, dan kami lama menggalau antara membeli atau tidak, dengan pertimbangan isi dompet yang harus dikeluarkan untuk patungan. Lama menggalau, melintas tukang cilok, dan kami kembali berpikir. Tiba-tiba ada yang nyeletuk “masa dari piza jadi cilok sih pilihannya”. Dan kami tidak membeli keduanya, akhirnya kami membeli roti panggang yang ukurannya cukup besar, yaa, tidak beda jauhlah dengan rasa piza yang ada di depan kami, bedanya harga roti ini lebih terjangkau J, ditemani dengan 3 bungkus es dawet. Sembari menunggu diservisnya Vespa, kami menyempatkan untuk sholat di Masjid terdekat.

Sekitar pukul 1 lebih sedikit, perjalanan dilanjutkan, sempat terhenti sejenak karena hujan. Kami mampir di depan sebuah ruko untuk pake jas hujan, dan ada yang jadi seperti kembar siam dengan jas hujan ijo mereka haha.
Hampir waktu ashar kami sampai di rumah sammie, disana rombongan dari Jogja udah karatan menunggu, sampe berapa kali bolak-balik cermin buat liat penampilannya, kata Uyyun “bau parfumnya ampe ilang” haha. Setelah sholat ashar, kami menuju rumah umi Nia, lumayan jauh juga dari rumahnya Sammie, alhamdulillah dengan lancar, walaupun mungkin yang putra sempat kehujanan karena naik motor. Rombongan putri yang semuanya naik mobil diantar bunda sammie membuka obrolan menarik di sepanjang jalan menuju rumah umi. Apa topik obrolannya? Tanyakan pada mereka-mereka yang berada dalam mobil, sedikit clue, rombongan galax13 putri sangat terlihat visioner dalam obrolan itu.
Sesampainya kami di rumah suka, rumah keluarganya Umi Nia, kami langsung disambut oleh yang punya acara, tetapi Umi Nia sudah berganti kostum tidak lagi menggunakan kebaya. Ketika kami protes pada umi, dengan santai umi bilang “kan, make up-nya masih ada sedikit”. Kami diajak masuk ke rumah, di sebuah ruangan, sedang duduk ayah dan kakak Umi Nia, kami juga disambut oleh suami Umi Nia dan langsung ditanyai “sapa yang orang gorontalo disini?”
Setelah dipersilahkan duduk, kami ditanyai satu persatu: nama, asal, universitas dan jurusan. Akhirnya secara bergiliran kami pun memperkenalkan diri. Kami disuguhi dengan bermacam kue. Dan ketika berkumpul tersebut, seolah menjadi juru bicara galax13, Muhammad Fajrin Adnan –yang kata umi Nia adalah siswa teladan- mendominasi pembicaraan ini, dengan sedikit kata-katanya yang kontroversial. Saya sendiri sempat agak kecewa, setelah sekian lama tidak bertemu dengan orang yang satu ini, kenapa dia semakin penceng?

Ketika kami menanyakan kronologi pertemuan antara Umi Nia dan Suami, klarifikasi diambil alih oleh ayah Umi Nia yang menjelaskan dengan detil. Obrolan kami kali itu lebih banyak bernostalgia, mengingat masa-masa di ICG.

Karena waktu sholat maghrib sudah tiba, kami sholat dulu baru pamit pulang menuju rumah Sammie. Dan karena ada yang besok masih akan menempuh UTS, akhirnya kami juga tidak lama-lama di rumahnya sammie.

Trip galax13 part walimahan Umi Nia pun berakhir J

Teman-teman yang ingin menambahkan bagian perjalanan yang luput dari cerita di atas, dipersilahkan untuk menambahkan J

2 komentar: